TANAMAN
C3 DAN C4
PENDAHULUAN
Metabolisme
adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia ini akan mengubah suatu zat menjadi
zat lain. Metabolisme terdiri atas dua proses yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
adalah proses-proses penyusunan energi kimia melalui sintesis
senyawa-senyawa organik. Sedangkan katabolisme adalah proses penguraian dan
pembebasan energi dari senyawa-senyawa organik melalui proses respirasi.
Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik oleh reaksi yang sederhana maupun reaksi
yang rumit. Atau dengan pengertian lain, anabolisme adalah pembentukan
molekulmolekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana, contoh respirasi.
Transpirasi, fotosintesis dan respirasi termasuk
proses metabolisme tumbuhan yang umum dikenal. Transpirasi dapat diartikan
sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap air dari jaringan tumbuhan
melalui mulut daun (stomata). Transpirasi berlangsung selama tumbuhan hidup.
Keuntungan yang didapat dari proses ini adalah, mempercepat laju pengangkutan
unsur hara melalui pembuluh xilem akar, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar
kondisinya tetap optimal dan sebagai usaha mempertahankan stabilitas suhu daun
Fotosintesis (dari bahasa Yunani [fó to-],
"cahaya," dan [sýnthesis], "menggabungkan",
"penggabungan") adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan
seperti karbohidrat yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang
mengandung zat hijau daun atau klorofil. Selain tumbuhan berkalori tinggi,
makhluk hidup non-klorofil lain yang berfotosintesis adalah alga dan beberapa
jenis bakteri. Organisme ini berfotosintesis dengan menggunakan zat hara,
karbon dioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari.
Organisme fotosintesis disebut fotoautotrof karena
mereka dapat membuat makanannya
sendiri. Pada tanaman, alga, dan cyanobacteria, fotosintesis dilakukan dengan memanfaatkan
karbondioksida dan air serta menghasilkan produk buangan oksigen. Fotosintesis
sangat penting bagi semua kehidupan aerobik di Bumi karena selain untuk menjaga tingkat
normal oksigen di atmosfer, fotosintesis juga merupakan sumber energi bagi hampir
semua kehidupan di Bumi, baik secara langsung (melalui produksi primer) maupun tidak
langsung (sebagai sumber utama energi dalam makanan mereka), kecuali pada organisme
kemoautotrof yang hidup di bebatuan atau di lubang angin hidrotermal di laut
yang dalam. Tingkat penyerapan energi oleh fotosintesis sangat tinggi, yaitu
sekitar 100 terawat, atau kira-kira enam kali lebih besar daripada konsumsi
energi peradaban manusia. Selain energi, fotosintesis juga menjadi sumber
karbon bagi 4 semua senyawa organik dalam tubuh organisme. Fotosintesis
mengubah sekitar 100–115 petagram karbon menjadi biomassa setiap tahunnya.
Tanaman dibedakan berdasarkan perbedaan fiksasi
karbondioksida menjadi tiga golongan tanaman, yaitu tanaman C3, C4, dan CAM
(Crassulacean Acid Metabolism). Umumnya tanaman C4 dan CAM lebih adaptif di
daerah panas dan kering dibandingkan dengan tanaman C3. Pada dasarnya tanaman
C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Contoh
tanaman C3 adalah, leguminosae, durian, dan aglonema. Tanaman C3 dan C4
dibedakan oleh cara mengikat CO2 dari atmosfir dan produk awal yang
dihasilkan dari proses asimilasi.
TANAMAN
C3
Tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2
atmosfer tinggi. Sebagian besar tanaman pertanian, seperti gandum, kentang,
kedelai, kacang-kacangan, dan kapas merupakan tanaman dari kelompok C3. Pada
tanaman C3, enzim yang menyatukan CO2 dengan RuBP (RuBP merupakan substrat
untuk pembentukan karbohidrat dalam proses fotosintesis) dalam proses awal
assimilasi (enzim rubisco), juga dapat mengikat O2 pada saat yang bersamaan
untuk proses fotorespirasi ( fotorespirasi adalah respirasi,proses pembongkaran
karbohidrat untuk menghasilkan energi dan hasil samping, yang terjadi pada
siang hari) . Jika konsentrasi CO2 di atmosfir ditingkatkan, hasil dari
kompetisi antara CO2 dan O2 akan lebih menguntungkan CO2, sehingga
fotorespirasi terhambat dan assimilasi akan bertambah besar.
Pada tanaman C3, RuBP (substrat untuk pembentukan
karbohidrat dalam proses fotosintesis) juga dapat mengikat O2 pada
saat yang bersamaan sebagai fotorespirasi. Jika konsentrasi CO2 di
atmosfir ditingkatkan, hasil dari kompetisi antara CO2 dan O2
akan lebih menguntungkan CO2, sehingga fotorespirasi terhambat dan
asimilasi akan bertambah besar.
Tumbuhan
C3 tumbuh dengan karbon fiksasi C3 biasanya tumbuh dengan baik di area dimana
intensitas sinar matahari cenderung sedang, temperature sedang, dengan
konsentrasi CO2 sekitar 200 ppm atau lebih tinggi, juga dengan air
tanah yang berlimpah. Tumbuhan C3 harus berada dalam area dengan konsentrasi
gas karbondioksida yang tinggi sebab Rubisco sering menyertakan molekul oksigen
ke dalam Rubp sebagai pengganti molekul karbondioksida. Konsentrasi gas
karbondioksida yang tinggi menurunkan kesempatan Rubisco untuk menyertakan
molekul oksigen. Bila ada molekul oksigen maka Rubp akan terpecah menjadi
molekul 3-karbon yang tinggal dalam siklus Calvin dan 2 molekul glikolat akan
dioksidasi dengan adanya oksigen, menjadi karbondioksida yang akan menghabiskan
energi. Pada tumbuhan C3, CO2 hanya difiksasi RuBP oleh karboksilase
RuBP. Karboksilase RuBP hanya bekerja apabila CO2 jumlahnya
berlimpah. Contoh tanaman C3 antara lain: kedelai, kacang tanah, kentang, dan
lain-lain.
Secara umum, reaksi gelap dapat dibagi menjadi tiga
tahapan (fase), yaitu fiksasi, reduksi, dan regenerasi. Reaksi gelap dimulai
dengan pengikatan atau fiksasi 6 molekul CO2 ke 6 molekuk gula 5 karbon yaitu
ribulosa 1,5 bifosfat, dikatalisis oleh enzim ribulosa bifosfat
karboksilase/oksigenase(rubisco) yang kemudian membentuk 6 molekul gula 6
karbon. Molekul 6 karbon ini tidak stabil maka pecah menjadi 12 molekul 3
karbon yaitu 3 fosfogliserat. 3 fosfogliserat kemudian difosforilasi oleh 12
ATP membentuk 1,3 bifosfogliserat. 1,3 bifosfogliserat difosforilasi lagi oleh
12 NADPH membentuk 12 molekul gliseradehida 3 fosfat/PGAL. 2 PGAL digunakan
untuk membentuk 1 molekul glukosa atau jenis gula lainnya, sedangkan 10 molekul
lainnya difosforilasi oleh 6 ATP untuk kembali membentuk 6 molekul Ribulosa 1,5
bifosfat. Proses pengikatan CO2 ke RuBP disebut fiksasi, proses pemecahan
molekul 6 karbon menjadi molekul 3 karbon disebut reduksi dan proses
pembentukan kembali RuBP dari PGAL disebut regenerasi.
Fotosintesis ini disebut mekanisme C3, karena
molekul yang pertama kali terbentuk setelah fiksasi karbon adalah molekul
berkarbon 3, 3-fosfogliserat. Kebanyakan tumbuhan yang menggunakan fotosintesis
C3 disebut tumbuhan C3. Padi,
gandum, dan kedelai merupakan contoh-contoh tumbuhan C3 yang penting dalam
pertanian.
TANAMAN
C4
Pada tanaman C4, CO2
diikat oleh PEP (enzim pengikat CO2 pada tanaman C4) yang tidak
dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2
dan O2. Lokasi terjadinya asosiasi awal ini adalah di sel-sel
mesofil (sekelompok sel-sel yang mempunyai klorofil yang terletak di bawah
sel-sel epidermis daun). CO2 yang sudah terikat oleh PEP kemudian
ditransfer ke sel-sel "bundle sheath" (sekelompok sel-sel di sekitar
xylem dan phloem) dimana kemudian pengikatan dengan RuBP terjadi. Karena
tingginya konsentasi CO2 pada sel-sel bundle sheath ini, maka O2
tidak mendapat kesempatan untuk bereaksi dengan RuBP, sehingga fotorespirasi
sangat kecil, PEP mempunyai daya ikat yang tinggi terhadap CO2,
sehingga reaksi fotosintesis terhadap CO2 di bawah 100 m mol m -2 s1
sangat tinggi, laju asimilasi tanaman C4 hanya bertambah sedikit dengan
meningkatnya CO2 sehingga, dengan meningkatnya CO2 di
atmosfir, tanaman C3 akan lebih beruntung dari tanaman C4 dalam hal pemanfaatan
CO2 yang berlebihan.
Pada sintesis C4, enzim karboksilase
PEP memfiksasi CO2 pada aseptor karbon lain yaitu PEP. Karboksilase
PEP memiliki daya ikat yang lebih tinggi terhadap CO2 daripada
karboksilase RuBP. Oleh karena itu,tingkat CO2 menjadi sangat rendah
pada tumbuhan C4, jauh lebih rendah daripada konsentrasi udara normal dan CO2
masih dapat terfiksasi ke PEP oleh enzim karboksilase PEP. Sistem perangkap C4
bekerja pada konsentrasi CO2 yang jauh lebih rendah. Tumbuhan C4
dinamakan demikian karena tumbuhan itu mendahului siklus Calvin yang
menghasilkan asam berkarbon-4 sebagai hasil pertama fiksasi CO2 dan
yang memfiksasi CO2 menjadi APG di sebut spesies C34, sebagian
spesies C4 adalah monokotil (tebu, jagung, dll). Reaksi dimana CO2
dikonversi menjadi asam malat atau asam aspartat adalah melalui
penggabunggannya dengan fosfoeolpiruvat (PEP) untuk membentuk oksaloasetat dan
Pi. Enzim PEP-karboksilase ditemukan pada setiap sel tumbuhan yang hidup dan
enzim ini yang berperan dalam memacu fiksasi CO2 pada tumbuhan C4.
Enzim PEP-karboksilase terkandung dalam jumlah yang banyak pada daun, akar,
buah-buah, dan sel–sel tanpa klorofil pada tumbuhan C-4 ditemukan suatu isozim
dari PEP-karboksilase.
Beberapa hal penting dalam proses
pengikatan CO2 pada tumbuhan C4 dibandingkan dengan tumbuhan C3 adalah sebagai
berikut:
1.
Membutuhkan lebih banyak ATP,
2.
Sintesis glukosa berlangsung lebih luas per satuan luas daun,
3.
Berlangsung lebih efisien dalam keadaan intensitas cahaya yang tinggi,
4.
Afinitas enzim fosfoenolpiruvat karboksilase yang besar terhadap CO2,
5.
Proses fotosintesis dapat berlangsung dengan cukup baik pada saat konsentrasi
CO2 yang sangat sedikit di udara,
6.
Tidak terjadi atau sedikit sekali terjadi fotorespirasi (pernafasan dalam
keadaan terang di kloroplas).
DAFTAR
PUSTAKA
Ai, NS. 2012. Evolusi
Fotosintesis Pada Tumbuhan. Universitas Sam Ratulangi: Manado.
Hendriyani,
I.S. and N. Setiari. 2009. Kandungan klorofil dan pertumbuhan kacang panjang(Vigna
sinensis) pada tingkat penyediaan air yang berbeda. J. Sains & Mat. 17
(3):145-150.
Lakitan,
B. 2012. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali press.
Lestari, E. G. 2006.
Hubungan antara Stomata dengan Ketahanan
Kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Biodiversitas
7(1): 44-48.
Muqtadir, M. 2013. Fotosintesis
pada Tumbuhan C3, C4 dan CAM. Universitas Jember: Jember.
Novitasari, R. 2017. Proses Respirasi Seluler
Pada Tumbuhan. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta: Yogyakarta.
Perkasa, AY. Siswanto, T.,
Shintarika, F., dan Aji, TG. 2017. Studi Identifikasi Stomata Pada Kelompok
Tanaman C3, C4 dan CAM. Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Salisbury,
Frank. B dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit ITB.Bandung.
Siagian, PD. 2012. Kompetisi
Beberapa Jenis dan Populasi Gulma Terhadap Pertumbuhan Awal Tanaman Tebu.
Universitas Lampung: Lampung.
Wiraatmaja, IW. 2017. Metabolisme
Pada Tumbuhan. Universitas Udayana: Bali.
0 Comments