Bercocok Tanam Tanpa Tanah (Hidroponik), Emang Bisa?


Halo sobat Bloggers! Karena aku sudah berkomitmen untuk tetap buat konten di Blogspot maka hari ini aku juga bakal tulis dan share ke kalian tentang pertanian. Hari ini aku mau membahas tentang bercocok tanam yang lagi di senangi oleh masyarakat perkotaan. Kenapa? Karena teknik bercocok tanam yang satu ini tidak memerlukan lahan yang luas yangmana sangat cocok untuk daerah perkotaan dan tidak memerlukan perawatan yang super intensif. Di samping itu, teknik ini juga tidak memerlukan biaya yang cukup besar karena kita bisa memanfaatkan barang-barang bekas yang tergeletak begitu saja di gudang rumah kita. Nah, aku akan bahas singkat aja nih guys, karena untuk deskripsi lebih rincinya bisa men-download dokumen yang aku unggah di akhir postingan ini. So, check it out  ya guys!

Teknik bercocok tanam yang akan aku kupas hari ini adalah hidroponik. Hidroponik berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu Hidros (air) dan Ponos (budidaya) sehingga arti luasnya adalah teknik budidaya tanaman dengan menggunakan media tanam air. Namun, dalam prakteknya, hidroponik tidak hanya menggunakan air lho, sobat Bloggers. Oleh karena itu, teknik ini terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan jenis media tanam nya, yaitu kultur air dan kultur agregat. Kultur air, tentu saja media tanamnya adalah air yang menggunakan berbagai macam teknik (bisa di lihat di dokumen di bawah ya, guys!) sedangkan kultur agregat adalah teknik hidroponik dengan menggunakan media tanam selain air seperti arang, sekam padi, rockwool, cocopeat dan lain-lain.

Untuk alat dan bahan lainnya yang diperlukan selain media tanam, yaitu :
1. Kotak styrofoam
2. Kain Flanel yang dipotong memanjang
3. Netpot atau aqua cup
4. Cutter
5. Nutrisi AB Mix
6. Sampul plastik seukuran luas permukaan kotak styrofoam
7. Rockwool

Langkah-langkah pembuatan hidroponik :
1. Semai benih terlebih dahulu pada media rockwool yang telah dibasahi, tunggu hingga 1 minggu.
2. Lapisi bagian dalam kotak styrofoam dengan sampul plastik atau tidak bocor.
3. Lubangi tutup styrofoam menggunakan pisau cutter dengan ukuran disesuaikan dengan netpot atau aqua cup.
4. Masukkan kain flanel yang telah digunting kemudian masukkan rockwool beserta bibit tanaman yang sudah disemai ke dalamnya.
5.  Isi kotak dengan air kemudian beri larutan AB Mix sebanyak 150 mL.
6. Ganti air dan masukkan nutrisi ke dalam nya setiap seminggu sekali.

Jangan lupa juga bahwa selai nutrisi dari dalam tanah, tanaman juga memerlukan cahaya matahari untuk mendukung proses fotosintesis. Oleh karena itu, letakkanlah tanaman hidroponik anda pada tempat yang bisa terkena cahaya matahari namun usahakan tidak langsung untuk mencegah terjadinya kekeringan. Jangan lupa juga untuk menghindari kehujanan agar styrofoam tidak menampung air yang berlebihan.


Nah, kalian bisa menggunakan cara-cara di atas ini meski lahan pekarangan rumah kalian sempit lho. Kalian juga bisa mempraktekan hidroponik ini dengan cara vertikal yang biasa disebut dengan vertikultur sehingga kalian tetap bisa menghasilkan bibit yang banyak meski tidak dilakukan di lahan yang luas. Mudah, kan? Selain hidroponik, ada juga lho yang namanya aeroponik dan aquaponik. Wah! Menarik sekali gak sih dunia hortikultura ini. Untuk tahu lebih lanjut, ikutin aku terus ya sobat Bloggers! 

Download file mengenai hidroponik, aeroponik dan vertikultur di bawah ini
     

Post a Comment

0 Comments